Selasa, 12 November 2013

'17 years ago... '

Dulu, sekitar tahun 1996 sampai 1999-an, kala itu saya masih jadi mahasiswa di salah satu PTS di Jakarta. Di terminal Depok hampir setiap pagi di hari kerja, sekitar jam 6-an, saya jumpai orang antri berdiri berjejer rapi dengan 'style' mereka yang sangat rapi dan terlihat seperti teknokrat. Awalnya saya bertanya dlm hati, "Mereka sdg apa sih? Apa sih yang mereka tunggu?" Tak lama kemudian, datang satu bus AC besar, kalau gka salah nomor bis tersebut adalah P10, jurusan Depok-Kota. Lalu, bis tersebut merapat ke samping barisan orang-orang yang sedang berdiri berjejer tersebut. Dan tak lama kemudian pintu hidrolik bagian depan dair bus tersebut terbuka dan orang-orang langsung dengan rapinya masuk ke dalam bus dan duduk. Selang beberapa menit kemudian, bus pun melaju meninggalkan terminal depok menuju Kota.
"Oohhhh..., ternyata mereka sedang berbaris antri menunggu bus," gumam saya sambil terheran-heran. Yang saya salut, meskipun bus belum datang dan bahkan belum terlihat 'batang pintu'-nya :-) namun para calon penumpang sudah antri berdiri berjejer rapi tanpa berdesak-desakkan, tanpa berebutan, tanpa ribut-ribut dan yang paling indah lagi tanpa ada satu pun dari mereka yang sambil merokok. Tapi, seiring berjalan waktu ternyata situasi, kondisi dan pemandangan seperti itu telah raib dimakan waktu dan kesibukan. Entah apa yg terjadi, entah kemana bis P10, entah kemana para calon penumpang yang berdiri antri dan rapi. Entahlah... Dan yang sering terjadi saat ini dan di masa kini adalah berjubel dan bertumpuknya para penumpang di terminal tanpa ada lagi budaya antri berdiri berjejer rapi seperti yang pernah saya lihat 17 tahun yang lalu. Dan lebih parah lagi kalau kita melihat kondisi "tetangga" terminal Depok alias Stasiun Depok Baru dan Stasiun Depok. Pemandangan berjubel, bertumpuk, berhimpitan dan bahkan yang lebih menyedihkan dan menyakitkan lagi adalah para perokok yang dengan bebasnya membuang asap rokoknya dimana-mana, padahal di tempat itu tidak sedikit jumlah para balita yg digendong ibunya dan tidak sedikit pula jumlah wanita-wanita hamil. Alangkah mirisnya hati ini...
Mungkinkah kondisi 17 tahun yang lalu bisa terulang kembali?
Mengapa kondisi 17 tahun yang lalu orang bisa antri berdiri berjejer rapi dalam menunggu armadanya? Apakah karena kesibukan yang dikondisikan saat ini, membuat perbedaan sikap dan sifat para calon penumpang dengan kondisi 17 tahun yang lalu?
Apakah karena kemajuan teknologi membuat para calon penumpang tidak bisa antri berdiri berjejer rapi lagi???
Apakah karena sifat gengsi dan mau menang sendiri membuat para calon penumpang tidak bisa antri berdiri berjejer rapi lagi???
Hhhhmmmmmmmmm....... sdh cukup lama saya merindukannya kembali, 17 years ago... :-(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar